Pengertian Al-Quran Menurut Istilah, Bahasa, dan Para Ulama (Super Lengkap)

Kitab suci Al-Qur'an diletakkan di atas rehal kayu dengan latar belakang cahaya lembut, melambangkan pengertian Al-Qur'an sebagai petunjuk.

Ketika seorang Muslim menyebut kata "Al-Qur'an", apa sebenarnya yang terlintas di benak kita? Lebih dari sekadar sebuah kitab, Al-Qur'an adalah fondasi iman dan pedoman hidup. Namun, untuk benar-benar memahaminya, kita harus memulai dari akarnya: definisinya.

Secara istilah, Al-Qur'an didefinisikan sebagai Kalamullah (firman Allah SWT) yang bersifat mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril, diriwayatkan secara mutawatir, serta membacanya dinilai sebagai ibadah.

Definisi ini mungkin terdengar padat, namun setiap katanya memiliki makna yang sangat dalam. Artikel ini akan mengupas tuntas definisi Al-Qur'an dari berbagai sudut pandang—mulai dari makna bahasa, rincian istilah syar'i, hingga penjelasan para ulama terkemuka—agar Anda mendapatkan pemahaman yang komprehensif dan kokoh.

Pengertian Al-Qur'an Secara Bahasa (Etimologi)

Sebelum menyelami makna istilah, penting untuk memahami pengertian Al-Qur'an menurut bahasa. Kata Al-Qur'an (القرآن) dalam bahasa Arab berasal dari akar kata قرأ - يقرأ - قرآنًا (qara'a - yaqra'u - qur'anan).

Akar kata ini memiliki arti dasar "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Penamaan ini sangatlah tepat dan indah, karena Al-Qur'an adalah kitab yang paling banyak dibaca oleh manusia di seluruh muka bumi. Ia dibaca dalam shalat, diulang-ulang dalam hafalan, dan dikaji dalam majelis ilmu tanpa henti. Nama ini secara langsung mencerminkan fungsi dan interaksi utama umat Islam terhadapnya.

Pengertian Al-Qur'an Secara Istilah (Terminologi)

Inilah inti dari pembahasan kita. Jika secara bahasa "qur'an" bisa berarti bacaan apa saja, maka pengertian Al-Qur'an menurut istilah bersifat spesifik dan mengikat, merujuk hanya pada wahyu Allah yang suci.

Definisi Komprehensif

Ilustrasi simbolis cahaya wahyu turun dari langit, menggambarkan proses Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril.

Definisi yang paling diterima oleh mayoritas ulama adalah sebagai berikut:

"Al-Qur'an adalah Kalamullah yang menjadi mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf, diriwayatkan secara mutawatir, dan membacanya adalah ibadah."

Definisi ini bukanlah sekadar kalimat, melainkan sebuah formula yang memuat seluruh karakteristik unik Al-Qur'an yang membedakannya dari kitab atau tulisan lainnya.

Membedah Unsur-Unsur Penting dalam Definisi

Mari kita bedah setiap elemen kunci dari definisi di atas untuk memahami maknanya secara mendalam.

  • Kalamullah (Firman Allah)
    Ini adalah unsur paling fundamental. Al-Qur'an adalah firman Allah SWT secara lafaz (redaksi) dan makna. Ia bukan ciptaan makhluk, bukan perkataan Nabi Muhammad SAW, bukan pula ilham semata. Setiap hurufnya berasal langsung dari Allah SWT. Ini membedakannya dari Hadits Qudsi, di mana maknanya dari Allah namun redaksinya dari Nabi Muhammad SAW.
  • Mukjizat (I'jaz)
    Al-Qur'an adalah mukjizat Al-Qur'an yang terbesar bagi Nabi Muhammad SAW. Keindahan bahasa, kedalaman makna, keakuratan ilmiah, dan ketidakmampuannya untuk ditiru oleh para ahli sastra Arab pada masa itu membuktikan bahwa ia bukan berasal dari manusia. Kemukjizatannya tidak lekang oleh waktu dan terus terbukti hingga akhir zaman.
  • Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
    Unsur ini menegaskan bahwa Al-Qur'an adalah wahyu yang secara khusus diturunkan kepada nabi terakhir, Muhammad SAW. Ini membedakannya dari kitab suci sebelumnya seperti Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa AS, Zabur kepada Nabi Daud AS, atau Injil kepada Nabi Isa AS.
  • Melalui Perantara Malaikat Jibril
    Proses penurunan wahyu ini tidak terjadi secara langsung, melainkan melalui perantara malaikat yang paling mulia dan terpercaya, yaitu Malaikat Jibril (Ruh al-Amin). Hal ini menjamin bahwa wahyu yang sampai kepada Nabi Muhammad SAW adalah murni tanpa ada perubahan sedikit pun.
  • Diriwayatkan secara Mutawatir
    Inilah jaminan otentisitas Al-Qur'an. Mutawatir berarti Al-Qur'an diriwayatkan oleh sekelompok besar orang dalam setiap generasi, dari generasi sahabat hingga sekarang, di mana secara akal sehat mustahil mereka semua bersepakat untuk berbohong. Rantai transmisi yang masif ini memastikan bahwa Al-Qur'an yang kita baca hari ini adalah 100% sama dengan yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW.
  • Membacanya Bernilai Ibadah
    Karakteristik ini unik. Berinteraksi dengan Al-Qur'an, bahkan hanya dengan melafalkan ayat-ayatnya (tilawah) tanpa memahami artinya sekalipun, sudah dicatat sebagai ibadah yang mendatangkan pahala. Hal ini tidak berlaku untuk membaca kitab-kitab lain, bahkan kitab hadits sekalipun.

Pengertian Menurut Para Ulama Terkenal

Untuk memperkaya pemahaman, berikut adalah pengertian Al-Qur'an menurut para ulama dari berbagai zaman:

Menurut Imam As-Suyuthi dalam Al-Itqan fi 'Ulum al-Qur'an:
"Al-Qur'an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW sebagai mukjizat, yang membacanya adalah ibadah, yang diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas."

Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin:
"Al-Qur'an adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Rasul-Nya dan penutup para Nabi, Muhammad SAW, yang diawali dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas."

Menurut Dr. Subhi as-Salih dalam Mabahits fi 'Ulum al-Qur'an:
"Al-Qur'an adalah Kalamullah yang bersifat mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang tertulis dalam mushaf-mushaf, yang dinukil secara mutawatir, dan membacanya merupakan suatu ibadah."

Menurut M. Quraish Shihab dalam "Membumikan Al-Qur'an":
Beliau menekankan bahwa Al-Qur'an adalah "firman-firman Allah yang disampaikan oleh Malaikat Jibril... kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umat manusia." Definisi ini menyoroti fungsi utamanya sebagai petunjuk.

Tabel Perbedaan: Pengertian Bahasa vs. Istilah

Kaligrafi Arab modern bertuliskan 'Al-Furqan', salah satu nama lain Al-Qur'an yang memiliki arti Pembeda.

Untuk mempermudah pemahaman, mari kita lihat perbandingan langsung antara kedua pengertian tersebut dalam tabel.
Aspek Pengertian Secara Bahasa Pengertian Secara Istilah
Fokus Makna literal dari kata Definisi syar'i yang mencakup semua sifat dan hakikatnya
Cakupan Umum (bisa merujuk pada segala jenis bacaan) Khusus (hanya merujuk pada wahyu kepada Nabi Muhammad SAW)
Konsekuensi Tidak ada nilai ibadah secara khusus Membacanya adalah ibadah yang berpahala

Nama-Nama Lain Al-Qur'an dan Artinya

Selain nama Al-Qur'an, Allah SWT juga memberikan nama-nama lain yang menunjukkan sifat dan fungsinya. Beberapa nama lain Al-Qur'an yang paling terkenal adalah:

  • Al-Kitab (الكتاب): Berarti "Buku" atau "Kitab yang Tertulis", menunjukkan bahwa ia adalah kumpulan wahyu yang terjaga dalam bentuk tulisan.
  • Al-Furqan (الفرقان): Berarti "Pembeda", karena Al-Qur'an berfungsi untuk membedakan secara tegas antara yang hak (benar) dan yang batil (salah).
  • Adz-Dzikr (الذكر): Berarti "Pemberi Peringatan" atau "Pengingat", karena isinya mengingatkan manusia akan tujuan hidupnya dan hari akhir.
  • At-Tanzil (التنزيل): Berarti "Yang Diturunkan", menegaskan bahwa ia bukan karangan manusia melainkan wahyu yang diturunkan dari sisi Allah.

Fungsi Utama Al-Qur'an

Dari definisi yang telah kita pelajari, kita dapat menyimpulkan beberapa fungsi Al-Qur'an yang utama bagi kehidupan manusia:

  • Sebagai Petunjuk (Hudan): Fungsi utamanya adalah menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa (QS. Al-Baqarah: 2).
  • Sebagai Sumber Hukum Islam: Menjadi sumber hukum primer dalam Islam (syariah) yang mengatur segala aspek kehidupan.
  • Sebagai Obat Hati (Syifa'): Menjadi penyembuh bagi penyakit-penyakit rohani seperti keraguan, kesedihan, dan kegelisahan.
  • Sebagai Kabar Gembira dan Peringatan: Memberikan kabar gembira tentang surga bagi orang beriman dan peringatan tentang neraka bagi orang yang ingkar.

Kesimpulan

Memahami pengertian Al-Qur'an menurut istilah adalah langkah pertama yang fundamental sebelum kita menyelami lautan ilmunya. Definisi ini bukanlah sekadar teori, melainkan sebuah kunci yang membuka pintu kesadaran kita akan keagungan, keaslian, dan kesucian firman Allah.

Al-Qur'an bukan sekadar "bacaan" biasa; ia adalah Kalamullah yang abadi, mukjizat yang tak tertandingi, dan petunjuk yang pasti, yang setiap interaksi dengannya, bahkan hanya membacanya, adalah sebuah bentuk ibadah.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa perbedaan antara Al-Qur'an dan Hadits Qudsi?

Perbedaan utamanya terletak pada lafaz (redaksi). Al-Qur'an adalah wahyu yang lafaz dan maknanya berasal dari Allah. Sedangkan Hadits Qudsi, maknanya dari Allah namun redaksinya (lafaznya) diungkapkan oleh Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, Al-Qur'an memiliki status kemukjizatan dan dibaca dalam shalat, sementara Hadits Qudsi tidak.

2. Mengapa terjemahan Al-Qur'an tidak bisa disebut sebagai Al-Qur'an?

Terjemahan adalah upaya manusia untuk mengalihbahasakan makna Al-Qur'an ke dalam bahasa lain. Ia bukanlah Kalamullah itu sendiri, melainkan tafsir atau interpretasi penerjemah. Terjemahan kehilangan aspek kemukjizatan bahasa (i'jaz), tidak bisa digunakan dalam shalat, dan membacanya tidak memiliki nilai ibadah yang sama dengan membaca teks Arab aslinya.

3. Apakah Al-Qur'an masih relevan di zaman modern?

Sangat relevan. Sebagai mukjizat yang berlaku sepanjang zaman, Al-Qur'an berisi prinsip-prinsip universal tentang keadilan, moralitas, etika, dan spiritualitas yang tidak akan pernah usang. Justru, banyak penemuan sains modern yang semakin mengukuhkan kebenaran informasi yang telah disebutkan Al-Qur'an sejak 14 abad yang lalu.

Posting Komentar untuk "Pengertian Al-Quran Menurut Istilah, Bahasa, dan Para Ulama (Super Lengkap)"