Pengertian Taqwa dan Dalilnya: Panduan Lengkap dari Al-Qur'an, Hadits, & Ulama

Dalam lautan kehidupan yang penuh dengan tantangan dan godaan, setiap Muslim mendambakan sebuah kompas yang dapat menuntunnya menuju keridhaan Allah SWT. Kompas itu bernama taqwa. Secara esensial, taqwa adalah kesadaran mendalam akan pengawasan Allah yang mendorong seseorang untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, di mana pun dan kapan pun.

Ilustrasi perisai cahaya sebagai representasi pengertian taqwa dan dalilnya

Memiliki pemahaman yang kokoh tentang pengertian taqwa dan dalilnya adalah fondasi bagi seorang mukmin untuk membangun keimanan yang kuat dan istiqamah. Artikel ini akan membawa Anda menyelami makna taqwa secara komprehensif, mulai dari akar katanya dalam bahasa Arab, definisi menurut para ulama salaf, hingga dalil-dalil otentik dari Al-Qur'an dan Hadits. Kita juga akan mengidentifikasi ciri-ciri orang bertaqwa (muttaqin) dan memetik buah manis yang Allah janjikan bagi mereka.

A. Membedah Makna Taqwa: Dari Akar Kata Hingga Istilah Ulama

Untuk memahami sebuah konsep syar'i secara utuh, kita perlu menelusurinya dari dua sisi: bahasa (etimologi) dan istilah (terminologi).

Seorang muslim sedang membaca Al-Qur'an untuk memahami ayat tentang taqwa

1. Pengertian Secara Bahasa (Etimologi)

Kata Taqwa (تقوى) berasal dari akar kata bahasa Arab وَقَى - يَقِيْ - وِقَايَةً (waqā – yaqī – wiqāyatan), yang secara harfiah berarti memelihara, melindungi, atau menjaga diri. Wiqayah adalah sebuah perisai atau pelindung.

Dari asal kata ini, kita dapat memahami bahwa taqwa adalah tindakan proaktif untuk membuat "perisai" yang melindungi diri dari murka dan azab Allah SWT. Perisai ini tidak lain adalah dengan menjalankan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.

2. Pengertian Secara Istilah (Terminologi)

Secara istilah syar'i, definisi taqwa yang paling masyhur adalah "Menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya." Ini adalah definisi yang padat namun mencakup seluruh aspek ketaatan.

Para sahabat dan ulama terdahulu memberikan definisi taqwa yang lebih mendalam dan menyentuh, menggambarkan hakikatnya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu definisi taqwa menurut ulama yang paling terkenal datang dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu.

Taqwa adalah:
1. الخَوْفُ مِنَ الجَلِيْلِ (Al-khaufu minal jalīl): Rasa takut kepada Allah Yang Maha Agung.
2. وَالعَمَلُ بِالتَّنْزِيْلِ (Wal ‘amalu bit tanzīl): Beramal dengan apa yang diturunkan (Al-Qur'an dan As-Sunnah).
3. وَالرِّضَا بِالقَلِيْلِ (War ridhā bil qalīl): Merasa ridha (cukup) dengan pemberian yang sedikit.
4. وَالاسْتِعْدَادُ لِيَوْمِ الرَّحِيْلِ (Wal isti’dādu li yaumir rahīl): Mempersiapkan diri untuk hari keberangkatan (kematian).

Definisi dari Ali bin Abi Thalib ini merangkum empat pilar taqwa: aspek hati (rasa takut), aspek perbuatan (amal sesuai syariat), aspek sikap (qana'ah), dan aspek visi (orientasi akhirat).

Sementara itu, sahabat Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhu menjelaskan makna "bertaqwa dengan sebenar-benar taqwa" sebagai: "Hendaklah Allah ditaati dan tidak dimaksiati, diingat dan tidak dilupakan, serta disyukuri dan tidak diingkari."

B. Dalil-Dalil Utama Tentang Taqwa dalam Al-Qur'an

Al-Qur'an menyebut kata taqwa dan turunannya lebih dari 250 kali. Ini menunjukkan betapa sentralnya konsep ini dalam Islam. Berikut adalah beberapa ayat tentang taqwa yang paling fundamental.

1. Petunjuk Bagi Orang Bertaqwa (QS. Al-Baqarah: 2-5)

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ (٢) الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۙ (٣) وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ (٤) اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ (٥)

Transliterasi: Żālikal-kitābu lā raiba fīh, hudal lil-muttaqīn(a). Al-lażīna yu'minūna bil-gaibi wa yuqīmūnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqūn(a). Wal-lażīna yu'minūna bimā unzila ilaika wa mā unzila min qablik, wa bil-ākhirati hum yūqinūn(a). Ulā'ika ‘alā hudam mir rabbihim wa ulā'ika humul-mufliḥūn(a).

Terjemahan: "Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung."

Penjelasan Singkat: Ayat ini menegaskan bahwa Al-Qur'an hanya akan menjadi petunjuk efektif bagi orang-orang yang memiliki fondasi taqwa di dalam hatinya. Ayat ini juga langsung memberikan ciri-ciri awal orang bertaqwa.

2. Perintah Bertaqwa Sebenar-benarnya (QS. Ali 'Imran: 102)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ mُّسْلِمُوْنَ

Transliterasi: Yā ayyuhal-lażīna āmanuttaqullāha ḥaqqa tuqātihī wa lā tamūtunna illā wa antum muslimūn(a).

Terjemahan: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim."

Penjelasan Singkat: Ayat ini merupakan perintah langsung untuk mencapai derajat taqwa yang paripurna. "Sebenar-benar taqwa" berarti berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan dalam segala aspek kehidupan, dan menjaga kondisi ini hingga akhir hayat.

3. Janji Jalan Keluar dan Rezeki (QS. At-Talaq: 2-3)

...وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ (٢) وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ...

Transliterasi: ...wa may yattaqillāha yaj‘al lahū makhrajā(n). Wa yarzuqhu min ḥaiṡu lā yaḥtasib...

Terjemahan: "...Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya..."

Penjelasan Singkat: Ini adalah salah satu ayat paling memotivasi tentang buah taqwa. Allah menjanjikan dua hal yang sangat didambakan manusia: solusi atas setiap permasalahan (makhraj) dan rezeki yang tak terduga. Ini menunjukkan hubungan langsung antara ketaatan dengan pertolongan Allah di dunia.

4. Perintah Mempersiapkan Hari Esok (QS. Al-Hasyr: 18)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

Transliterasi: Yā ayyuhal-lażīna āmanuttaqullāha waltanẓur nafsum mā qaddamat ligad, wattaqullāh, innallāha khabīrum bimā ta‘malūn(a).

Terjemahan: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."

Penjelasan Singkat: Ayat ini mengaitkan taqwa dengan muhasabah (introspeksi) dan orientasi masa depan (akhirat). Orang yang bertaqwa adalah mereka yang selalu mengevaluasi amalnya hari ini sebagai bekal untuk kehidupan setelah mati.

5. Hubungan Taqwa dan Keberkahan (QS. Al-A'raf: 96)

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰىٓ اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ...

Transliterasi: Walau anna ahlal-qurā āmanū wattaqau lafataḥnā ‘alaihim barakātim minas-samā'i wal-arḍ...

Terjemahan: "Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti akan Kami limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi..."

Penjelasan Singkat: Ayat ini menjelaskan dampak kolektif dari taqwa. Jika suatu masyarakat dibangun di atas pondasi iman dan taqwa, maka Allah akan menurunkan keberkahan yang melimpah, baik dari langit (hujan, rahmat) maupun dari bumi (kesuburan, kemakmuran).

C. Wasiat Taqwa dalam Hadits-Hadits Shahih

Rasulullah ﷺ sebagai teladan utama senantiasa mewasiatkan taqwa kepada para sahabatnya. Berikut adalah beberapa hadits tentang taqwa yang sangat penting.

1. Wasiat Universal Rasulullah ﷺ

عَنْ أَبِي ذَرٍّ جُنْدُبِ بْنِ جُنَادَةَ، وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ قَالَ: «اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ»

Terjemahan: Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhuma, dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda, "Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada. Iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya ia akan menghapusnya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik."

(HR. Tirmidzi, ia berkata hadits ini hasan, dan dinilai hasan oleh Syekh Al-Albani).

Penjelasan Singkat: Hadits ini memberikan tiga pilar utama dalam beragama: hubungan dengan Allah (taqwa di manapun), cara memperbaiki diri (menghapus dosa dengan kebaikan), dan hubungan dengan sesama manusia (akhlak mulia). Taqwa ditempatkan di urutan pertama sebagai landasan utama.

2. Amalan Paling Banyak Memasukkan ke Surga

سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ؟ فَقَالَ: «تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ»

Terjemahan: Rasulullah ﷺ ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga. Beliau menjawab, "Taqwa kepada Allah dan akhlak yang baik."

(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, dinilai hasan oleh Syekh Al-Albani).

Penjelasan Singkat: Hadits ini secara tegas menyatakan bahwa taqwa, yang mencakup hubungan vertikal seorang hamba dengan Tuhannya, adalah kunci utama untuk meraih surga, disandingkan dengan akhlak mulia sebagai manifestasi hubungan horizontal dengan sesama makhluk.

3. Taqwa sebagai Standar Kemuliaan

...يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلَا إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلَّا بِالتَّقْوَى...

Terjemahan: "...Wahai manusia, ketahuilah bahwa Tuhan kalian satu dan ayah kalian satu (Adam). Ketahuilah, tidak ada keutamaan bagi orang Arab atas orang non-Arab, tidak pula orang non-Arab atas orang Arab. Tidak ada keutamaan orang berkulit merah atas yang berkulit hitam, tidak pula yang berkulit hitam atas yang berkulit merah, kecuali dengan takwa..."

(HR. Ahmad, dinilai shahih oleh para pentahqiq Musnad Ahmad).

Penjelasan Singkat: Dalam salah satu khutbahnya saat Haji Wada', Rasulullah ﷺ meruntuhkan segala bentuk kesombongan yang didasarkan pada suku, ras, dan warna kulit. Beliau menetapkan satu-satunya standar kemuliaan sejati di sisi Allah, yaitu tingkat ketaqwaan seseorang.

D. Ciri-Ciri Orang Bertaqwa (Al-Muttaqin) Menurut Al-Qur'an

Ilustrasi jalan keluar yang terang sebagai gambaran manfaat taqwa yang Allah janjikan
Al-Qur'an tidak hanya memerintahkan taqwa, tetapi juga memberikan gambaran jelas mengenai ciri-ciri orang muttaqin. Berikut adalah beberapa di antaranya yang dirangkum dari QS. Al-Baqarah ayat 3-5 dan QS. Ali 'Imran ayat 134-135.
  1. Beriman kepada yang Ghaib: Mereka meyakini dengan sepenuh hati keberadaan Allah, malaikat, surga, neraka, dan segala hal ghaib yang dikabarkan oleh wahyu, meskipun panca indera tidak dapat menjangkaunya.
  2. Mendirikan Shalat: Mereka tidak hanya sekadar "mengerjakan" shalat, tetapi "mendirikan" (yuqīmūn), yang berarti melaksanakannya dengan khusyuk, tepat waktu, dan menyempurnakan syarat serta rukunnya.
  3. Menginfakkan Sebagian Rezeki: Mereka menyadari bahwa harta yang dimiliki adalah titipan Allah, sehingga mereka ringan tangan untuk berbagi dengan sesama, baik dalam keadaan lapang maupun sempit.
  4. Beriman kepada Kitab-Kitab Allah: Mereka mengimani Al-Qur'an sebagai wahyu terakhir dan petunjuk hidup, serta meyakini kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya (Taurat, Zabur, Injil) dalam bentuk aslinya.
  5. Yakin akan Adanya Hari Akhirat: Keyakinan ini menjadi pendorong utama amal mereka. Mereka hidup di dunia dengan kesadaran penuh bahwa setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan di akhirat.
  6. Mampu Menahan Amarah: Ketika amarah memuncak, mereka mampu mengendalikannya dan tidak melampiaskannya dengan cara yang dilarang. Ini adalah tanda kekuatan jiwa yang luar biasa.
  7. Memaafkan Kesalahan Orang Lain: Mereka memiliki kelapangan dada untuk memaafkan orang yang berbuat salah kepada mereka, karena mereka lebih mendambakan ampunan dari Allah.
  8. Segera Bertaubat Ketika Berbuat Dosa: Mereka tidak larut dalam kemaksiatan. Ketika terjerumus dalam dosa, mereka segera sadar, menyesal, dan memohon ampun kepada Allah.

E. Buah Manis Ketaqwaan: Janji Allah di Dunia dan Akhirat

Ketaqwaan bukanlah beban, melainkan investasi terbaik yang akan mendatangkan keuntungan luar biasa di dunia dan akhirat. Di antara manfaat taqwa yang Allah janjikan adalah:

  • Diberikan Jalan Keluar dari Setiap Kesulitan
    "...Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya." (QS. At-Talaq: 2)
  • Mendapat Rezeki dari Arah Tak Terduga
    "...dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya..." (QS. At-Talaq: 3)
  • Dimudahkan Segala Urusannya
    "...Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya." (QS. At-Talaq: 4)
  • Dihapuskan Kesalahan dan Dilipatgandakan Pahala
    "...Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya." (QS. At-Talaq: 5)
  • Dijanjikan Surga oleh Allah
    "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali 'Imran: 133)

G. Kesimpulan

Taqwa adalah ruh dari keimanan dan puncak dari segala amalan. Ia bukan sekadar rasa takut, melainkan sebuah kesadaran agung yang melahirkan sikap hati-hati, ketaatan total, dan orientasi hidup yang lurus menuju akhirat. Memahami pengertian taqwa dan dalilnya dari Al-Qur'an dan Hadits adalah langkah awal untuk menumbuhkan dan merawatnya di dalam hati.

Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita semua untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang muttaqin, yang merasakan manisnya buah taqwa di dunia dan meraih kemuliaan abadi di surga-Nya kelak. Aamiin.

Posting Komentar untuk "Pengertian Taqwa dan Dalilnya: Panduan Lengkap dari Al-Qur'an, Hadits, & Ulama"