Pengertian Al-Quran Menurut Bahasa dan Istilah (Kajian Lengkap)

Setiap Muslim tentu akrab dengan nama "Al-Quran". Kitab suci ini menjadi pusat dari segala sendi kehidupan, pedoman, dan sumber petunjuk utama. Namun, pernahkah kita berhenti sejenak untuk merenungi makna di balik nama agung tersebut? Secara sederhana, pengertian Al-Quran menurut bahasa adalah "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca".

Namun, makna ini hanyalah permukaan dari samudra ilmu yang sangat dalam. Memahami definisi Al-Quran secara komprehensif, baik dari sudut pandang etimologi (bahasa) maupun terminologi (istilah syar'i), adalah langkah fundamental untuk membangun interaksi yang benar dan mendalam dengannya.

Artikel ini akan mengupas tuntas asal kata Al-Quran, menelusuri berbagai pendapat ulama, membedakannya dengan pengertian Al-Quran menurut istilah, hingga membahas nama-nama lain dan fungsinya bagi kehidupan manusia.

Pengertian Al-Quran Secara Bahasa (Etimologi)

Gambar Mushaf Al-Quran di atas rehal, melambangkan pembahasan mendalam tentang pengertian Al-Quran menurut bahasa dan istilah.
Kajian mengenai makna Al-Quran secara bahasa membuka cakrawala kita tentang kekayaan makna yang terkandung di dalamnya. Para ulama bahasa Arab dan tafsir memiliki beberapa pendapat mengenai asal kata "Al-Quran", yang semuanya saling melengkapi dan menunjukkan keagungan kitab ini.

Pendapat Pertama: Dari Kata قرأ (Qara'a)

Ini adalah pendapat yang paling populer dan dipegang oleh mayoritas ulama, termasuk Imam Asy-Syafi'i. Menurut pandangan ini, kata "Al-Quran" (القرآن) adalah bentuk mashdar (kata dasar/infinitif) dari kata kerja قرأ (qara'a) - يقرأ (yaqra'u) - قرآنا (qur'anan), yang berarti "membaca" atau "bacaan".

Maknanya adalah Al-Quran merupakan sebuah "bacaan" yang sempurna dan mulia. Ia dinamakan demikian karena fungsinya adalah untuk dibaca, dipelajari, dan dihafalkan oleh umat manusia sepanjang zaman. Allah SWT sendiri berfirman:

إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُۥ وَقُرْءَانَهُۥ فَإِذَا قَرَأْنَٰهُ فَٱتَّبِعْ قُرْءَانَهُۥ
"Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu." (QS. Al-Qiyamah: 17-18)

Pendapat Kedua: Dari Kata قرن (Qarana)

Pendapat lain, yang dikemukakan oleh sebagian ulama seperti Al-Asy'ari, menyebutkan bahwa "Al-Quran" berasal dari kata قرن (qarana) yang berarti "menggabungkan", "menyertakan", atau "menghubungkan".

Makna di balik pendapat ini sangat indah:

  • Al-Quran menggabungkan surah-surah, ayat-ayat, huruf-huruf, dan kata-kata menjadi satu kesatuan yang harmonis dan utuh.
  • Isinya saling berhubungan dan menafsirkan satu sama lain, tidak ada pertentangan di dalamnya.
  • Ia menyertakan kabar gembira dengan peringatan, kisah-kisah umat terdahulu dengan hukum-hukum syariat, dan janji dengan ancaman.

Pendapat Ketiga: Dari Kata قرء (Qar'un)

Pendapat ketiga, yang diusulkan oleh Imam Al-Farra', menyatakan bahwa asal kata Al-Quran adalah قرء (qar'un) yang artinya "menghimpun" atau "mengumpulkan". Kata ini pada mulanya digunakan oleh orang Arab untuk menyebut wadah tempat menampung air.

Maknanya adalah Al-Quran berfungsi sebagai penghimpun:

  • Ia menghimpun intisari ajaran dari kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya (Taurat, Zabur, dan Injil).
  • Ia mengumpulkan berbagai macam ilmu pengetahuan, baik yang berkaitan dengan akidah, ibadah, muamalah, akhlak, hingga sains.

Menurut pakar tafsir Indonesia, Prof. M. Quraish Shihab, keragaman pendapat ini justru tidak saling melemahkan. Sebaliknya, hal ini menunjukkan betapa kaya dan agungnya makna yang terkandung dalam nama "Al-Quran" itu sendiri. Ia adalah bacaan sempurna, yang isinya saling terhubung, dan menghimpun seluruh kebaikan.

Detail kaligrafi Arab yang indah, merepresentasikan asal kata Al-Quran dari akar bahasa yang kaya makna.

Pengertian Al-Quran Secara Istilah (Terminologi Syar'i)

Setelah memahami pengertian Al-Quran menurut bahasa, kita beralih ke definisi yang lebih spesifik dan teknis. Pengertian Al-Quran menurut istilah adalah definisi syar'i yang telah disepakati oleh para ulama untuk membedakannya dari kitab atau wahyu lainnya.

Berikut adalah definisi Al-Quran menurut ulama yang paling lengkap dan komprehensif:

"Al-Quran adalah Kalamullah (firman Allah SWT) yang bernilai mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf, diriwayatkan secara mutawatir, dan membacanya dinilai sebagai ibadah."

Definisi ini mengandung beberapa elemen kunci yang sangat penting untuk dipahami satu per satu:

  • Kalamullah: Ini menegaskan bahwa Al-Quran adalah firman Allah SWT yang hakiki, bukan perkataan Nabi Muhammad SAW, Malaikat Jibril, atau makhluk lainnya. Ia adalah wahyu langsung dari Sang Pencipta.
  • Bernilai Mukjizat: Al-Quran adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW. Keindahan bahasanya, kedalaman maknanya, keakuratan ilmiahnya, dan ketidakmampuannya untuk ditiru oleh manusia maupun jin adalah bukti kebenarannya yang melemahkan semua penentangnya.
  • Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW: Ini adalah unsur kekhususan. Wahyu yang diturunkan kepada nabi-nabi lain seperti Nabi Musa AS (Taurat) atau Nabi Isa AS (Injil) bukanlah Al-Quran.
  • Diriwayatkan secara Mutawatir: Ini adalah jaminan keaslian Al-Quran. Mutawatir berarti Al-Quran diriwayatkan oleh sekelompok besar orang pada setiap generasi, dari generasi sahabat hingga sekarang, yang secara akal mustahil mereka semua bersepakat untuk berdusta. Ini memastikan tidak ada satu huruf pun yang berubah.
  • Membacanya adalah Ibadah: Keistimewaan Al-Quran adalah setiap huruf yang dibaca, baik dipahami maknanya maupun tidak, akan mendatangkan pahala dari Allah SWT. Ini membedakannya dari hadis qudsi atau bacaan lainnya.

Tabel: Perbedaan Utama Makna Bahasa dan Istilah

Aspek Pengertian Menurut Bahasa Pengertian Menurut Istilah
Sumber Akar kata dalam Bahasa Arab (قرأ, قرن, قرء) Definisi syar'i yang disepakati ulama
Cakupan Umum (bisa merujuk pada 'bacaan' apa pun) Sangat spesifik (hanya merujuk pada wahyu kepada Nabi Muhammad SAW)
Konsekuensi Tidak ada implikasi hukum atau akidah Memiliki implikasi akidah, ibadah, dan hukum bagi umat Islam

Nama-Nama Lain Al-Quran dan Maknanya

Sebuah Al-Quran terbuka dengan cahaya terang (An-Nur) yang memancar dari halamannya, salah satu dari nama-nama lain Al-Quran.
Selain nama "Al-Quran", Allah SWT juga menyebut kitab suci-Nya dengan beberapa nama lain di dalamnya. Nama-nama lain Al-Quran ini berfungsi untuk menjelaskan sifat dan fungsinya yang agung. Di antaranya adalah:
  1. Al-Kitab (الكتاب): Berarti "Buku" atau "Tulisan yang Lengkap". Nama ini menunjukkan bahwa Al-Quran adalah kitab yang sempurna dan terhimpun. (Lihat QS. Al-Baqarah: 2).
  2. Al-Furqan (الفرقان): Berarti "Pembeda". Al-Quran berfungsi sebagai pembeda yang jelas antara yang hak (benar) dan yang batil (salah). (Lihat QS. Al-Furqan: 1).
  3. Adz-Dzikr (الذكر): Berarti "Pemberi Peringatan". Al-Quran adalah peringatan bagi manusia agar tidak lalai dari mengingat Allah dan tujuan hidupnya. (Lihat QS. Al-Hijr: 9).
  4. An-Nur (النور): Berarti "Cahaya". Al-Quran adalah cahaya ilahi yang menerangi kegelapan hati dan kebodohan, serta menunjukkan jalan yang lurus. (Lihat QS. An-Nisa: 174).
  5. Asy-Syifa (الشفاء): Berarti "Obat" atau "Penyembuh". Al-Quran adalah penyembuh utama bagi penyakit-penyakit rohani seperti kesombongan, iri, dan keraguan. (Lihat QS. Al-Isra: 82).

(Baca juga: [Keutamaan Membaca Al-Quran Setiap Hari])

Fungsi Al-Quran Bagi Kehidupan Manusia

Memahami fungsi Al-Quran adalah kunci untuk menjadikannya relevan dalam kehidupan sehari-hari. Secara garis besar, fungsi utamanya adalah:

  • Sebagai Al-Huda (Petunjuk): Fungsi paling utama Al-Quran adalah menjadi petunjuk (hidayah) bagi seluruh umat manusia, khususnya bagi orang-orang yang bertakwa, dalam menjalani kehidupan di dunia.
  • Sebagai Sumber Utama Hukum Islam: Al-Quran merupakan sumber pertama dan tertinggi dalam penetapan hukum Islam (syariat), yang mengatur seluruh aspek kehidupan dari ibadah, muamalah, hingga kenegaraan.
  • Sebagai Obat Penyakit Hati dan Fisik: Ia menjadi penawar bagi kegelisahan jiwa, kesedihan hati, dan keraguan. Bacaannya yang syahdu juga terbukti memiliki efek menenangkan.
  • Sebagai Peringatan dan Kabar Gembira: Al-Quran berisi peringatan (tadzkir) tentang azab bagi yang ingkar dan kabar gembira (basyir) berupa pahala dan surga bagi yang beriman dan beramal saleh.

Kesimpulan

Dari uraian di atas, menjadi sangat jelas bahwa pengertian Al-Quran jauh lebih dalam dari sekadar "bacaan". Secara bahasa, ia adalah bacaan agung yang menghimpun dan menyatukan segala kebaikan. Sementara menurut istilah, ia adalah Kalamullah yang otentik, mengandung mukjizat, dan menjadi sumber pahala hanya dengan membacanya.

Memahami pengertian Al-Quran menurut bahasa dan istilah adalah gerbang awal untuk mencintai, mengagungkan, dan yang terpenting, menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup seutuhnya. Dengan pemahaman yang benar, interaksi kita dengan Al-Quran tidak akan lagi sebatas ritual, melainkan menjadi sebuah dialog penuh makna dengan Sang Pencipta.

Posting Komentar untuk "Pengertian Al-Quran Menurut Bahasa dan Istilah (Kajian Lengkap)"