Memahami Pengertian Dakwah Menurut Bahasa dan Istilah Beserta Dalilnya

Dalam khazanah keislaman, kata "dakwah" sering kali terdengar dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan seorang Muslim. Namun, apa sebenarnya pengertian dakwah menurut bahasa dan istilah? Pertanyaan ini menjadi dasar untuk memahami esensi dari salah satu pilar utama penyebaran risalah Islam.

Ilustrasi konsep dakwah sebagai cahaya petunjuk, menjelaskan pengertian dakwah menurut bahasa dan istilah.

Secara singkat, pengertian dakwah menurut bahasa (etimologi) adalah ajakan, panggilan, atau seruan. Sementara itu, pengertian dakwah menurut istilah (terminologi) adalah sebuah kegiatan sistematis untuk menyeru dan mengajak manusia ke jalan Allah SWT, yaitu untuk beriman, taat, dan menjalankan syariat-Nya demi meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu dakwah secara mendalam. Mulai dari makna akarnya dalam bahasa Arab, definisi para ulama terkemuka, landasan dalilnya dari Al-Quran, hingga unsur-unsur yang harus ada agar sebuah kegiatan bisa disebut sebagai dakwah. Mari kita selami bersama.

Bagian I: Pengertian Dakwah Menurut Bahasa (Etimologi)

Untuk memahami sebuah konsep secara utuh, kita perlu menelusurinya dari akarnya. Istilah "dakwah" (دعوة) berasal dari bahasa Arab. Ia merupakan bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja:

دَعَا - يَدْعُوْ - دَعْوَةً (da'ā - yad'ū - da'watan)

Kaligrafi Arab modern dari kata Dakwah (دعوة) yang melambangkan ajakan atau seruan.

Akar kata ini memiliki beberapa makna dasar yang saling berkaitan, yang semuanya mencerminkan esensi dari aktivitas dakwah itu sendiri. Makna dakwah secara etimologi meliputi:

  • Mengajak (to invite): Seperti mengajak seseorang ke sebuah perjamuan atau acara.
  • Memanggil (to call): Seperti memanggil nama seseorang dari kejauhan.
  • Menyeru (to summon/to appeal): Seperti seorang pemimpin yang menyeru rakyatnya untuk berkumpul.
  • Mengundang (to request presence): Mirip dengan mengajak, tetapi dengan nuansa yang lebih formal.
  • Memohon atau Berdoa (to supplicate): Seperti ketika seorang hamba berdoa (memanggil) kepada Tuhannya.

Dari berbagai makna bahasa ini, kita dapat menarik benang merah bahwa inti dari kata "dakwah" adalah aktivitas komunikasi satu arah yang bertujuan agar pihak lain merespons panggilan atau ajakan tersebut.

Bagian II: Pengertian Dakwah Menurut Istilah (Terminologi)

Setelah memahami makna bahasanya, kita beralih ke definisi dakwah dalam konteks syariat Islam. Secara terminologi, dakwah adalah setiap upaya atau aktivitas yang bertujuan mengajak manusia untuk kembali ke jalan Allah SWT, baik dengan lisan, tulisan, maupun perbuatan (akhlak), agar mereka mengamalkan ajaran Islam secara kaffah (menyeluruh) dan meraih kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat.

Seorang ulama sedang menelaah kitab-kitab klasik di perpustakaan, menggambarkan kedalaman definisi dakwah menurut para ahli.

Definisi ini tidak lahir dari ruang hampa, melainkan berlandaskan pada dalil-dalil yang kokoh dari Al-Quran dan As-Sunnah.

Dalil-dalil Landasan Dakwah

Berikut adalah beberapa ayat Al-Quran yang menjadi pilar utama dalam memahami perintah dan metode dakwah:

1. QS. An-Nahl Ayat 125 (Landasan Metode Dakwah)

Ayat ini sering disebut sebagai "ayat dakwah" karena menjelaskan tiga metode utama dalam berdakwah.

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."

Ayat ini menegaskan bahwa dakwah harus disampaikan dengan:

  • Hikmah: Bijaksana, menggunakan argumen yang kokoh dan sesuai dengan kondisi audiens.
  • Mau'izhah Hasanah: Nasihat dan pengajaran yang baik, menyentuh hati tanpa menyakiti.
  • Mujadalah bil Lati Hiya Ahsan: Debat atau diskusi dengan cara yang paling baik, sopan, dan konstruktif.

2. QS. Ali 'Imran Ayat 104 (Landasan Perintah Dakwah)

Ayat ini menunjukkan adanya kewajiban kolektif (fardhu kifayah) bagi umat Islam untuk melaksanakan dakwah.

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Artinya: "Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

3. QS. Yusuf Ayat 108 (Landasan Ilmu dalam Dakwah)

Ayat ini menekankan bahwa dakwah harus dibangun di atas ilmu dan pemahaman yang jelas, bukan sekadar ikut-ikutan.

قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Inilah jalanku. Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata (bashirah). Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik.'"

Definisi Menurut Para Ahli dan Ulama

Para ulama dan cendekiawan Muslim telah merumuskan berbagai definisi dakwah yang saling melengkapi.

  • Syekh Ali Mahfudz
    Dalam kitabnya yang monumental, Hidayatul Mursyidin, beliau mendefinisikan dakwah sebagai:

    حَثُّ النَّاسِ عَلَى الْخَيْرِ وَالْهُدَى، وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوْفِ وَالنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ، لِيَفُوْزُوْا بِسَعَادَةِ الْعَاجِلِ وَالْآجِلِ

    Artinya: "Mendorong manusia untuk melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk, serta memerintahkan yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar, agar mereka meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat."

  • Syekh Islam Ibnu Taimiyah
    Beliau mendefinisikan dakwah dengan fokus pada inti ajaran tauhid. Menurutnya, dakwah (ad-da'wah ilallah) adalah seruan untuk beriman kepada Allah dan kepada apa saja yang dibawa oleh para Rasul-Nya, dengan membenarkan apa yang mereka kabarkan dan menaati apa yang mereka perintahkan.
  • Dr. Mohammad Natsir
    Tokoh dan ulama besar Indonesia ini memberikan definisi yang lebih modern. Beliau memandang dakwah sebagai sebuah usaha untuk mengubah manusia, baik individu maupun masyarakat, dari situasi yang kurang baik ke situasi yang lebih baik sesuai dengan ajaran Islam. Ini mencakup perubahan pandangan hidup, tujuan hidup, hingga sistem kehidupan.

Bagian III: Unsur-Unsur Wajib dalam Dakwah (Rukun Dakwah)

Sebuah aktivitas dapat dikategorikan sebagai dakwah jika memenuhi beberapa unsur fundamental atau rukun. Unsur-unsur dakwah ini adalah komponen yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

  1. Da'i (الداعي) - Subjek/Pelaku Dakwah
    Da'i adalah orang yang melaksanakan kegiatan dakwah. Idealnya, seorang da'i memiliki ilmu yang cukup, akhlak yang mulia, dan memahami kondisi audiensnya.
  2. Mad'u (المدعو) - Objek/Penerima Dakwah
    Mad'u adalah sasaran dakwah, yaitu seluruh umat manusia, baik Muslim maupun non-Muslim. Memahami latar belakang, budaya, dan tingkat pemahaman mad'u sangat penting untuk keberhasilan dakwah.
  3. Maddah (المادة) - Materi/Isi Dakwah
    Maddah adalah pesan atau konten yang disampaikan dalam dakwah. Materi utamanya adalah seluruh ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah, mencakup akidah, syariah, dan akhlak.
  4. Thariqah/Uslub (الطريقة/الأسلوب) - Metode Dakwah
    Thariqah adalah cara atau metode yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah. Seperti yang dijelaskan dalam QS. An-Nahl: 125, metodenya harus bijaksana (hikmah), dengan nasihat yang baik (mau'izhah hasanah), dan diskusi yang konstruktif.
  5. Wasilah (الوسيلة) - Media Dakwah
    Wasilah adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menunjang proses dakwah. Di zaman modern, wasilah bisa berupa mimbar masjid, buku, artikel online, video YouTube, podcast, media sosial, dan lain sebagainya.

Bagian IV: Tujuan Mulia di Balik Dakwah

Pada hakikatnya, tujuan dakwah adalah untuk mencapai tujuan penciptaan manusia itu sendiri, yaitu beribadah kepada Allah SWT. Secara lebih rinci, tujuan dakwah adalah untuk mewujudkan sa'adah fid-darain, yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang sejati, baik di dunia maupun di akhirat, dengan senantiasa berada dalam keridhaan Allah SWT.

Dakwah bertujuan untuk membebaskan manusia dari kegelapan (zhulumat) kebodohan dan kesyirikan menuju cahaya (nur) ilmu dan tauhid.

Bagian V: FAQ (Tanya Jawab Umum)

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan terkait konsep dakwah:

Q: Apa hukum berdakwah dalam Islam?
A: Hukum asal berdakwah adalah fardhu kifayah, artinya kewajiban ini akan gugur jika sudah ada sebagian umat Islam yang melaksanakannya dengan baik. Namun, hukumnya bisa menjadi fardhu 'ain (wajib bagi setiap individu) sesuai dengan kapasitas, ilmu, dan kondisi seseorang, terutama jika ia melihat kemungkaran di sekitarnya dan hanya ia yang mampu mencegahnya.

Q: Apa perbedaan antara dakwah dan khutbah?
A: Khutbah adalah salah satu bentuk (wasilah) dakwah, tetapi tidak semua dakwah adalah khutbah. Khutbah (seperti khutbah Jumat atau Idul Fitri) memiliki rukun, syarat, waktu, dan tempat yang spesifik. Sementara itu, dakwah adalah konsep yang lebih luas, bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, dan dengan metode yang lebih fleksibel.

Q: Siapa saja yang wajib berdakwah?
A: Setiap Muslim memiliki kewajiban berdakwah sesuai dengan kemampuannya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat" (HR. Bukhari). Ini berarti setiap orang dapat berdakwah dalam lingkup terkecil, misalnya dengan memberikan contoh akhlak yang baik kepada keluarga dan tetangga atau membagikan ilmu yang ia ketahui.

Kesimpulan

Memahami pengertian dakwah menurut bahasa dan istilah adalah langkah awal untuk menyadari betapa luhur dan pentingnya aktivitas ini dalam Islam. Dari makna bahasanya yang berarti 'ajakan' atau 'seruan', kita belajar bahwa dakwah adalah aktivitas proaktif yang penuh kelembutan.

Secara istilah, dakwah adalah sebuah proses terstruktur untuk mengajak manusia kembali ke jalan Allah SWT, berlandaskan Al-Quran dan Sunnah, serta diwujudkan melalui metode yang bijaksana. Dengan unsur-unsur yang lengkap—mulai dari da'i yang berilmu hingga mad'u yang beragam—dakwah bertujuan untuk membawa rahmat bagi seluruh alam.

Semoga pemahaman yang mendalam ini dapat memotivasi kita semua untuk turut serta mengambil bagian dalam estafet dakwah, dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar, demi meraih ridha Allah SWT.

Posting Komentar untuk "Memahami Pengertian Dakwah Menurut Bahasa dan Istilah Beserta Dalilnya"