Pengertian Al-Qur'an Menurut Para Ahli: Dari Bahasa Hingga Istilah
Al-Qur'an adalah kitab suci sentral bagi umat Islam, sumber utama syariat, petunjuk kehidupan, dan mukjizat abadi Nabi Muhammad SAW. Keagungan dan kedudukannya yang istimewa membuat setiap muslim wajib memahami esensinya. Namun, definisi Al-Qur'an memiliki kedalaman makna yang luar biasa, tidak hanya sekadar "kitab bacaan". Memahami pengertian Al-Qur'an menurut para ahli adalah fondasi krusial untuk bisa berinteraksi dengannya secara lebih bermakna.
Artikel ini akan mengupas tuntas pengertian Al-Qur'an dari berbagai perspektif, mulai dari akar bahasanya (etimologi), definisi teknisnya (terminologi), hingga pandangan para ulama klasik dan kontemporer yang mendalami ilmu-ilmu Al-Qur'an. Kami juga akan membahas perbedaannya dengan jenis hadis, serta mengenal nama-nama lain yang mencerminkan fungsi dan karakteristiknya.
Pengertian Al-Qur'an Secara Bahasa (Etimologi)
Secara etimologi, kata Al-Qur'an (القرآن) dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (kata benda infinitif) dari kata kerja Qara'a (قرأ) yang memiliki arti "membaca" atau "bacaan". Oleh karena itu, Al-Qur'an secara harfiah dapat diartikan sebagai "bacaan yang dibaca" atau "yang dibaca berulang-ulang". Penamaan ini sangat relevan karena Al-Qur'an memang merupakan kitab yang paling banyak dibaca dan diulang-ulang bacaannya oleh umat Islam di seluruh dunia, baik dalam salat maupun di luar salat.
Namun, ada pula pandangan lain dari ulama klasik yang menunjukkan kedalaman pembahasan tentang asal-usul nama ini. Imam Asy-Syafi'i, sebagaimana dikutip oleh Al-Lihyani dan Az-Zujaj, berpendapat bahwa Al-Qur'an adalah nama khusus (isim 'alam) yang tidak memiliki kata dasar (musytaq) dari kata kerja mana pun. Menurut pandangan ini, nama Al-Qur'an adalah nama unik yang diberikan Allah SWT untuk kitab suci terakhir-Nya, sama seperti nama Taurat dan Injil yang merupakan nama-nama khas untuk kitab suci sebelumnya dan tidak diturunkan dari kata kerja tertentu. Pendapat ini menekankan kekhususan dan keagungan Al-Qur'an sebagai penamaan ilahi.
Pengertian Al-Qur'an Secara Istilah (Terminologi)
- Kalamullah (Firman Allah SWT) yang hakiki: Al-Qur'an adalah perkataan atau firman Allah yang sesungguhnya, bukan perkataan makhluk, dan maknanya tidak bisa disamai.
- Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW: Wahyu Al-Qur'an secara eksklusif diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, penutup para nabi dan rasul, sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia hingga akhir zaman.
- Melalui perantaraan Malaikat Jibril: Proses penurunan wahyu terjadi melalui Malaikat Jibril, yang dipercaya sebagai utusan Allah untuk menyampaikan kalamullah kepada para nabi.
- Tertulis dalam mushaf-mushaf: Setelah diturunkan, ayat-ayat Al-Qur'an kemudian dihimpun dan ditulis dalam bentuk lembaran-lembaran yang terkumpul menjadi satu kitab yang disebut mushaf.
- Diriwayatkan secara mutawatir: Al-Qur'an diriwayatkan dan ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya oleh banyak perawi di setiap tingkatan sanad, sehingga mustahil bagi mereka untuk berdusta atau bersepakat dalam kebohongan. Ini menjamin otentisitas dan keaslian Al-Qur'an.
- Diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas: Struktur Al-Qur'an yang baku dimulai dari pembukaan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas.
- Membacanya dinilai sebagai ibadah: Setiap huruf yang dibaca dari Al-Qur'an mendatangkan pahala dan dianggap sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT, yang membedakannya dari bacaan kitab-kitab lain.
- Berfungsi sebagai mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW: Al-Qur'an memiliki aspek i'jaz (kemukjizatan) baik dari segi bahasa, gaya penyampaian, kandungan ilmu pengetahuan, maupun kemampuannya memberikan pengaruh besar.
Pengertian Al-Qur'an Menurut Para Ahli dan Ulama Tafsir
Untuk lebih mendalami pengertian Al-Qur'an menurut para ahli, mari kita telaah pandangan beberapa ulama dan cendekiawan Islam, yang seringkali memiliki penekanan khas dalam definisinya:
1. Pandangan Ulama Klasik dan Ahli Fikih
Imam Asy-Syafi'i (w. 204 H/820 M):
Imam Asy-Syafi'i, salah satu imam mazhab fikih terkemuka, dikenal dengan pandangannya bahwa Al-Qur'an adalah isim 'alam (nama khusus) yang tidak memiliki akar kata (musytaq). Penekanan beliau ada pada kekhususan Al-Qur'an sebagai nama yang tidak bisa digunakan untuk kitab lain, menunjukkan bahwa penamaan ini adalah anugerah ilahi dan bukan hasil derivasi linguistik manusia. Ini menegaskan kedudukan Al-Qur'an yang unik dan tak tertandingi.
Syekh Muhammad Khudari Bik (w. 1345 H/1927 M):
Seorang ahli fikih dan ushul fikih dari Mesir, Syekh Muhammad Khudari Bik mendefinisikan Al-Qur'an sebagai "Lafaz berbahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai tantangan (mukjizat), diriwayatkan secara mutawatir, dan menjadi pedoman dalam salat maupun di luar salat." Definisi ini menekankan aspek bahasa Arab sebagai karakteristik fundamental, aspek kemukjizatan yang menjadi bukti kenabian Muhammad SAW, dan fungsinya sebagai pedoman hidup.
2. Pandangan Ahli Ilmu Al-Qur'an Modern
Dr. Subhi as-Salih (w. 1986 M):
Ahli ilmu Al-Qur'an kontemporer dari Suriah ini memberikan definisi yang sangat komprehensif, merangkum banyak unsur penting. Menurutnya, Al-Qur'an adalah "Kalamullah yang mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, tertulis di mushaf-mushaf, diriwayatkan secara mutawatir, dan bernilai ibadah saat dibaca." Definisi ini menyoroti aspek ilahi, kemukjizatan, proses penurunan, bentuk tertulis, otentisitas periwayatan, dan nilai ibadah yang melekat padanya.
Manna' al-Qattan (w. 1999 M):
Salah satu tokoh terkemuka dalam studi Ulumul Qur'an di era modern, Manna' al-Qattan, mendefinisikan Al-Qur'an sebagai "Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Jibril, tertulis di mushaf-mushaf, diriwayatkan secara mutawatir, dan membaca setiap hurufnya adalah ibadah." Definisi beliau sering menjadi rujukan utama dalam berbagai studi karena kelengkapan dan ketepatannya, yang secara efektif mencakup hampir semua unsur utama terminologi Al-Qur'an yang disepakati.
3. Pandangan Cendekiawan Indonesia
M. Quraish Shihab:
Cendekiawan dan ahli tafsir terkemuka Indonesia, M. Quraish Shihab, sering menekankan Al-Qur'an sebagai "bacaan yang sempurna" atau "kumpulan bacaan". Ia menjelaskan bahwa Al-Qur'an bukan sekadar kumpulan huruf atau kalimat, melainkan bacaan yang memiliki nilai sakral, keindahan linguistik yang luar biasa, dan kandungan makna yang tak terbatas. Beliau juga sering menegaskan bahwa Al-Qur'an adalah petunjuk bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bagi umat Islam, karena pesan-pesannya bersifat universal dan relevan untuk semua zaman.
Perbedaan Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Untuk memahami kekhasan Al-Qur'an secara lebih mendalam, penting untuk membedakannya dengan dua jenis hadis utama: Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi. Perbedaan ini akan menjadi nilai tambah yang sangat besar bagi pembaca dalam memahami hierarki dan kedudukan masing-masing teks.
| Aspek | Al-Qur'an | Hadis Qudsi | Hadis Nabawi |
|---|---|---|---|
| Sumber | Lafaz dan makna dari Allah SWT. | Makna dari Allah, lafaz dari Nabi Muhammad SAW. | Lafaz dan makna dari Nabi Muhammad SAW (wahyu ghairu matluw). |
| Status | Mukjizat, lafaznya tidak tergantikan dan tak tertandingi. | Bukan mukjizat. | Bukan mukjizat. |
| Bacaan Ibadah | Membacanya dinilai ibadah per huruf (mendapat pahala). | Tidak dinilai ibadah per huruf. | Tidak dinilai ibadah per huruf. |
| Periwayatan | Wajib secara mutawatir (disepakati keotentikannya). | Boleh mutawatir atau ahad. | Boleh mutawatir atau ahad. |
| Dalam Salat | Sah dibaca dalam salat sebagai rukun. | Tidak sah dibaca dalam salat. | Tidak sah dibaca dalam salat. |
Nama-Nama Lain Al-Qur'an dan Maknanya
- Al-Kitab (الكتاب): Berarti "Buku" atau "Yang Tertulis". Nama ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an adalah sebuah tulisan yang terkumpul, lengkap, dan sempurna. Seperti firman Allah dalam QS. Al-Baqarah: 2, "Itulah Kitab (Al-Qur'an) yang tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa."
- Al-Furqan (الفرقان): Berarti "Pembeda". Al-Qur'an disebut Al-Furqan karena ia membedakan antara yang hak (benar) dan yang batil (salah), antara petunjuk dan kesesatan, serta antara kebaikan dan keburukan.
- Adz-Dzikr (الذكر): Berarti "Peringatan" atau "Pengingat". Di dalamnya terdapat peringatan, pelajaran, dan nasihat bagi manusia agar kembali kepada jalan kebenaran dan mengingat Allah SWT.
- At-Tanzil (التنزيل): Berarti "Yang Diturunkan". Nama ini menegaskan bahwa Al-Qur'an adalah wahyu langsung dari Allah yang diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW, bukan karangan atau ciptaan manusia.
- Asy-Syifa (الشفاء): Berarti "Penyembuh". Al-Qur'an adalah penyembuh bagi penyakit hati, keraguan, dan kebodohan. Ia juga sering dibaca sebagai ruqyah untuk penyembuhan fisik dan spiritual.
- Al-Huda (الهدى): Berarti "Petunjuk". Al-Qur'an adalah petunjuk yang jelas bagi manusia menuju jalan kebenaran, kebahagiaan dunia dan akhirat.
- An-Nur (النور): Berarti "Cahaya". Al-Qur'an menerangi kegelapan kebodohan dan kesesatan, membimbing manusia kepada terang benderang iman dan pengetahuan.
- Ar-Rahmah (الرحمة): Berarti "Rahmat". Al-Qur'an adalah manifestasi rahmat Allah SWT kepada seluruh alam semesta, membawa berkah dan kasih sayang.
- Al-Mau'idhah (الموعظة): Berarti "Nasihat" atau "Pelajaran". Kandungan Al-Qur'an penuh dengan nasihat-nasihat yang membangun dan mengarahkan manusia kepada akhlak mulia.
- Al-Bayan (البيان): Berarti "Penjelasan" atau "Penerang". Al-Qur'an menjelaskan segala sesuatu yang diperlukan manusia dalam kehidupan, dari akidah hingga syariat.
- Al-Hakim (الحكيم): Berarti "Yang Maha Bijaksana" atau "Penuh Hikmah". Al-Qur'an mengandung hikmah yang mendalam dalam setiap ayat dan ajarannya.
- Al-Mubin (المبين): Berarti "Yang Menjelaskan" atau "Yang Nyata". Al-Qur'an adalah kebenaran yang jelas dan nyata, mudah dipahami bagi mereka yang mau merenung.
- Al-'Aziz (العزيز): Berarti "Yang Mulia" atau "Yang Perkasa". Al-Qur'an adalah kitab yang mulia, dilindungi dari perubahan dan kebatilan.
- Al-Kalam (الكلام): Berarti "Perkataan". Merujuk kepada Al-Qur'an sebagai firman Allah SWT.
Kesimpulan
Memahami pengertian Al-Qur'an menurut para ahli secara komprehensif—baik dari segi bahasa, istilah, maupun menurut pandangan para ulama—adalah langkah awal yang krusial untuk bisa berinteraksi dengannya secara lebih bermakna. Dari akar katanya sebagai "bacaan", hingga definisi terminologisnya sebagai Kalamullah yang mutawatir, mukjizat, dan bernilai ibadah, semua aspek ini menegaskan keagungan dan kekhususan Al-Qur'an.
Melalui pemahaman yang mendalam terhadap definisi Al-Qur'an dan karakteristiknya yang membedakannya dari Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi, kita dapat lebih menghargai kedudukannya sebagai petunjuk hidup yang sempurna. Berbagai nama lain yang disandangkan kepadanya pun semakin memperkaya pemahaman kita tentang multifungsinya sebagai pembeda kebenaran, penyembuh, cahaya, rahmat, dan sumber segala hikmah. Semoga dengan pengetahuan ini, kita dapat semakin mendekatkan diri pada Al-Qur'an dan menjadikannya pedoman utama dalam setiap langkah kehidupan.



Posting Komentar untuk "Pengertian Al-Qur'an Menurut Para Ahli: Dari Bahasa Hingga Istilah"